swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
No Result
View All Result
Home Figur

5 Arsip Otentik Sudah Ditemukan, Warga Ploso Semakin Yakin Bung Karno Lahir 6 Juni 1902 di Gang Buntu Rejoagung

29-06-2025 22:05:01
in Figur, Pendidikan, Politik
5 Arsip Otentik Sudah Ditemukan, Warga Ploso Semakin Yakin Bung Karno Lahir 6 Juni 1902 di Gang Buntu Rejoagung

(Kanan ke Kiri)): Narasumber sekaliogus inisiator Titik Nol Bung Karno, Binhad Nurrochmat, Abdul Rosyid Al Amin (Penelusur Sejarah Sidoarjo Masa Kuno, M Faisol (Pegiat Kompas Jombang), dengan moderator: RM Kusuma Hartana (Persada Sukarno Kediri). Di area bekas Sekolah Titik Ongko 2 , Losari, Jombang. Foto: tangkap layar video Youtube@udang indonesia

Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Priyo Suwarno   | Editor: Hadi S. Purwanto

JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM- Hari Sabtu 28 Juni 2025, warga Ploso Jombang, berhasil menorehkan catatan sejarah baru yang bakal mengubah sejarah lama bahwa Bung Karno, Proklamator RI lahir Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diyakini sebagai tempat kelahiran Bung Karno (Soekarno), Presiden pertama Republik Indonesia.

Fakta dan pernyataan terdengar nayring pada saat berlangsung diskusi publik: Kritik untuk Buku Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, menghadirkan narasumber:

  • Binhad Nurrochmat (inisiator Titik Nol Ploso)’
  • Abdul Rosyid Al Amin (Penelusur Sejarah Sidoarjo Masa Kuno,
  • M Faisol (Pegiat Kompas Jombang)
  • moderator: RM Kusuma Hartana (Persada Sukarno Kediri).

Acara dilaksanakan di lokasi situs reruntuhan Sekolah Ongko Loro, di gang Tio, dusun Losari Krajan, RT 01/RW 02 Desa Losari, Ploso, Jombang, yaitu tempat dimana Raden Soekeni Sastrodihardjo menjadi guru di tempat itu. Sekolah Ongko Loro adalah istilah untuk Tweede Inlandsche School atau Sekolah Kelas Dua pada masa kolonial Belanda, atau sekolah dasar untuk rakyat dengan masa pendidikan awal sekitar tiga hingga lima tahun.

Narasumber Mu Faisol dari Pgiat Kompas Jombang, sebagai nnarasumber acara diskusi publik di lokasi Sekolah Ongko Loro, Losari, Jombang, Sabtu 28 Juni 2025. Foto: swarajombang.com/priyo suwarno

Lokasi itu kemudian dilacak diteliti dan dipelajari secara seksama oleh tokoh muda muda, seorang penyair, penulis buku sejarah dan budayawan Gus Binhad Nurrohmat, yang hadir sebagai pembicara pada acara diskusi itu bersama Muhammad Faisol (pegiatan Kompas Jombang), dan tokoh sangat muda dari Sidoarjo Abdul Rosyid Al- Amin (Penulusur Sejarah Sidoarjo Masa Kuno).

Lima Bukti Otentik
Narasumber asli Jombang, M Faisol oleh moderator RM Kusuma Hartana disebut sebagai sosok yang sudah tobat dan hijrah dari Surabaya pindah ke Ploso, Mengapa? Karena, sebelumnya Faisol adalah aktivis sejarah pendukung data bahwa Bung Karno lahir di Surabaya, seperti tertulis di dalam buku-buku sejarah yang ada termasuk, Otobiografi Bung Karno, tulisan Cincy Admas yang malam itu menjadi tergugat.

Sekarang terbalik, Faisol sudah sadar dan faham setelah melakukan penelitian dan menemukan lima bukti otentik, bahaa Bung Karno lahir di Dusun Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.

Lokasi ini dikenal sebagai rumah masa kecil Bung Karno yang kini hanya menyisakan pondasi, kamar mandi, dan sumur, namun foto-foto lama dari tahun 1947 dan 1964 memperlihatkan bentuk asli rumah tersebut dengan pondasi batu bata dan tangga berundak tiga serta atap rumah induk yang sederhana.

Faisol mengatakan bahwa dirinya memadukan sejarah kelahiran Bung Karno di Ploso ini dilakukan oleh Gus Binhad, sejak 2019. Sudah enam tahun, setiap saat selalu mendapatkan data berupa arsif, cerita tutur dan muncul secara tak terduga.

“Sampai 2023 hingga 2024, saya belum hijrah mendukung Ploso. Saya masih pro Surabaya, tetapi bukan link Pandean, Surabaya. Tetapi saya mendukung itu, berdasarkan arsip ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) dibuat pada tanggal ditulis Bung Karno zaman Jepang, 28 Januari 1943. Muncul akun instagram ANRI 6 Juni 2019, sebelum Covid< kata dia menerangkan.

Ternyata tertulis bahwa Bung Karno, lahir di kota Surabaya, 6 Juni 2561 (tahun Jepang). “Jadi saat saya diskusi dengan Gus Binhad tahun lalu 2024. Saya masih membela mati-matian bahwa Bung Karno lahir di kota Surabaya. Tetapi pada waktu itu saya tidak yakin lahir di rumah Pandean, Surabaya,” kata dia.

Rumah Pandean, digambarkan Putra Sang Fajar, “Dari segi fisik rumahnya, nyingkur tidak menghadap ke timur. Jadi tidak mungkin Bung karno lahir di rumah Pandean,” tuturnya.

Selesai diskusi tahun 2014, Faisol mengaku tiba-tiba bermunculan dekomen secara tak terduga. Semakin memperkuat narasi bahwa Bung Karno itu lahir di Ploso tanggal 6 Juni 1902 (bukan 6 Juni 1961) seperti terulis dalam sejarah yang ada sekarang ini,” tutur Faisol.

“Otomatis saya goyah, kan! Yang saya bilang ini kok semakin nggak jelas begini ini!” katanya, dan saat ini tsunami fakta datanya yang sangat mendukung narasi frasa Ploso. Sebagai contoh buku yang sudah terbit lama tulisan Prof. Nurinwa Ki S. Hendrowinoto, memuat sejarah pendidikan Bung Karno, dan mulai spill namanya Ploso, tahun 2002. Baru ditemukan nama Ploso, tetapi tidak muncul bukti bukti besluid (surat keputusan-red) Pak Keni (Soekeni Sastrodihardjo, bukan Soekemi).

Di dalam kata pengantar sejarah pendidikan Bung karno, itu penulis Prof Nurinwa dalam kata pengantaranya menuliskan bahwa ia sudah punya beberapa bukti sejarah yang belum bisa dimuat pada buku pertama ini dan akan diterbitkan pada buku kedua.

“Rahun 2012, Pak Nurinwa menepati janjinya. Beliau membuat dokumen besluid-besluid itu, yang akhirnya mulai membuka nama Ploso ini,” kata dia.

Nurinwa bersama beberapa orang ahli, salah satunya orang Joimbang bernama Pak Kajur, yang bertugas untuk mengurus penulisan Ploso. Pada 2012 sudah mulai dimuat potongan foto stamboek (buku induk) berupa keterangan Pak Keni, bahwa beliau punya dua putra Bu Soekarmini dan Bung Karno, yang menerangkan bahwa Bung Karno lahir pada 6 Juni 1962.

“Ini, butkinya!” kata Faisol sambil menunjukkan foto yang dimuat buku “Ida Ayu Nyoman Rai: Ibu Bangsa” yang menceritakan tentang perjuangan ibunda Bung Karno dan terkait sejarah Bung Karno dikarang oleh Prof. Nurinwa Ki S. Hendrowinoto bersama timnya.

Buku ini menjadi salah satu rujukan penting dalam mengungkap asal-usul Bung Karno, termasuk dokumen penugasan ayahnya yang menguatkan keberadaan keluarga Bung Karno di Ploso, Jombang. namun stambook itu belum jelas statusnya. Ada yang menyebut catatan harian, catatan pribadi, bahkan ada yang menyebut sebagai akta kelahiran.

Karena kualitas kertasnya jelek sehingga ada bagian yang tidak kelihatan ada gelar insinyur di depan nama Bung Karno itu, kata Faisol lagi. Huruf ‘Ir” terlewat. “Alhamdulillah yang nemukan, ini saya!” tambahnya.

“Langsung saya hubungan mas Tono (moderator), ini dokumen ini bukan akte lahirnya Bung Karno. Karena terulis jelas ada gelar Ir Soekarno. Ini dibuat setelah Bung Karno lulus dari ITB, yaitu tahun 1926 atau 1927,” tegasnya.

Tahun 2020 muncul buku ketiga tulisan Prof Nurinwa, dalam buku itu Pada tahun 2020, Prof. Nurinwa Ki S. Hendrowinoto belum menerbitkan buku ketiga tentang Bung Karno secara spesifik pada tahun tersebut, namun beliau dikenal menyusun karya besar berupa Ensiklopedia Bung Karno yang proses penyusunannya berlangsung selama 21 tahun dan baru diluncurkan secara resmi pada tahun 2023.

Ensiklopedia ini terdiri dari 15 jilid dan memuat jejak kepemimpinan Bung Karno dari awal hingga akhir masa kepemimpinannya, berisi kliping-kliping berita dari berbagai media sejak tahun 1927 hingga 1970.

Buku itu memuat data dokuemn lanjutan dari Stamboek itu ada dua lembar, halaman pertama dan kedua bertemu berupa stamboek asal usul laporn Pak Keni kepada lembaga pendidikan zaman itu. yaitu laporan perkembangan keluarga tentang anak lahir dalam buku catatan pemerintah belanda.

Peserta diskusi publik tentang sejarah kelahiran Bung Karno, dilaksanakan oleh aktivis Titik Nol Ploso, acara diselenggarakan di bekas reruntuhan Sekolah Ongko Loro, dimana ayahnda Bung Karno Raden Soekeni Sastrodihardjo mengajar sebagai guru disana. Foto: swarajombang.com/priyo suwarno

“Jadi ini merupakan dokuemtasi tertua yang dimiliki oleh Kubu Plso, bahwa Bung Kanro lahir pada tanggal 6 Juni 1902 ini adalah salah satunya,” kata pegiat sejarah Kompas Jombang itu.

Bukti tertua kedua adalah buku Induk Bung Karno, saat masuk kuliah di IT. Sebelum bernama Institut Teknologi Bandung (ITB), perguruan tinggi teknik ini awalnya didirikan pada masa kolonial Belanda dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH) pada tanggal 3 Juli 1920.

Dokumen ini, kata Faisol, dibuat tahun 1921, ketika Bung Karno masuk ke ITB tahun 1921, tertulis nama raden Soekarno, nomor Induk 55, lahir tanggal 6 Juni 1902 di Surabaya. “Bukan Ploso, bukan di Pandean, atau Lawang Seketeng. Tetapi ditulis di Surabaya,” tegas Faisol.

Buku ini fisiknya amsih ada dan disimpan di sebuah bingkai kaca di ITB Bandung, disebutkan Faisol minta bantuan teman dari Malang yang anaknya kuliah di ITB sehingga bisa mengakses tentang fisik buku itu.

Disebutkan bahwa data dokumen itut muncul pertama kalinya, pada saat Presiden Jokowi yang viral ketika memeringati hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2015, d Blitar.

“Saat itu Jokwoi berpidato yang menyatakan bahwa Bung karno lahri di Blitar!!! Wuahhh!” kata Faisol heran. Jokowi diserang, Bung Karno bukan lahri di Blitar tetapi di Surabaya…Ini buktinya. Namun foto bukti catatan bukti buku catatan itu hanya separo saja yang beredar di dunia maya.

“Tetapi kami sekarang sudah punya potongan utuh, hanya milik kita. Jadi sekali lagi ini kita persemabhkan untuk warga Ploso,” tegas Faisol. disambut tepuk tangan sekitar 100 orang hadirin.

Nah sekarang ini, tambah Faisol, saat ini setidaknya Ploso muncul di tiga bukti berupa besluid dan stamboek: Pertama, berupa besluid surat pindah mengajar pak Keni dari dari Surabaya ke Ploso sejak 28 Desember 1901 di Ploso (Surabaya), “Jadi kalau ada yang tanya, Bung Karno sendiri mengaku lahir di Surabaya. Jadi sekarang ini, jangan menolak Bung Karno lahir di Surabaya. Tetapi itu masih koma, Suroboyo ngendi disik? Poloso iki yo Suroboyo. Lawangf Seketeng, Pandean, iku yo Suroboyo. Peneleh yo Suroboyo. Sidorajo yo Suroboyo,” kata Faisol.

“Jadi nama Ploso muncul di arsip SK (Besluid) Pak Keni tahun 1901, yang kedua muncul adalah besluid pindah dari Ploso ke Sidoarjo. tanggal 23 November 1907 yang sebelumnya tinggal di Ploso (karesidenan Surabaya),” tegasnya dia.

Nomer tiga, ini adalah arsif milik yayasan Bung Karno, barang ini ditlis oleh Pak Keni di Ploso 3 Oktober 1903, “Jadi arsip ini ditlis Pak Keni, saat beliau masih disini (Ploso), Jadi kita sudah punya tiga arsip remi dari masa kolonial. Kemudian tambah lagi dua arsif di masa Jepang. jadi ada lima arsip. Sementara dari pihak kubu Pandea Surabaya, tidak ada satu pun yang bertuliskan: pandean gang IV No. 40,” tambah Faisol.

“Kok iso sing dienyek duwe arsip limo, sing ngenyek siji arsip ora duwe,” (Kok bisa yangn dihina punya lima arsip, yang menhina tidak punya satun arsip,” kata dia guyon Jombangan. **

Tags: Al -AminBinhadBung karnoFaisolJombangPlosoTitik Nol
Previous Post

Mentan Amran Sulaiman: Target Swasembada Gula Konsumsi Tercapai Pada 2028

Next Post

Cinta Sejati, Penantian Lima Tahun dan Air Mata

Next Post
Cinta Sejati, Penantian Lima Tahun dan Air Mata

Cinta Sejati, Penantian Lima Tahun dan Air Mata

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

  • Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Hukum Ijazah Jokowi, Prof Sofian Efendi: Tak Ada Bukti Kuat Ijazah Itu Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Polisi Aniaya Sopir Truk di Jombang Berdamai di Mapolres, Propam Tetap Lanjutkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Jombang Serahkan Bantuan Rp. 700 Juta untuk Korban Erupsi Semeru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hacker Diduga Jebol Server Telkomsel, Muncul Penjualan Data Penting di Dark Web

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Logo Simple swarajombang

Redaksi
Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kode Etik Jurnalistik

Kontak Kami

PT. Kredo Media Grup
Jl. Gubernur Suryo VII/ L-9, Jombang - 61418
Jawa Timur, Indonesia

Telp. 62-321-3086261
Fax. 62-321-3086261

[email protected]
[email protected]

No Result
View All Result
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI

© 2021 SwaraJombang.com - Design by SwaraJombang StudioSJ.