Penulis: Wibisono | Editor: Priyo Suwarno
JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM- Muhmmad Saleh –Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang– menyatakan karena kasus Mulut dan Kuku (PMK) terus meningkat kini mencapai 686 kasus, dengan 249 sapi dalam kondisi sakit dan 46 ekor dilaporkan mati.
Oleh karena itu, Penjabat Bupati Jombang, Teguh Narutomo, setelah melakukan evaluasi bersama dengan jajaran terkait untuk menanggulangi wabah PMK, maka pemkab menutup pasar hewan di wilayah Jombang berlaku mulai tanggal 17 Januari hingga 1 Februari 2025.
Sebelum penutupan resmi, Pemkab Jombang akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang diambil.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya serius pemerintah daerah untuk memutus rantai penularan penyakit pada hewan ternak, yang telah menyebabkan kekhawatiran di kalangan peternak dan masyarakat umum.
”Sebanyak 10 pasar hewan yang kami identifikasi sesuai arahan akan kita tutup atau lockdown,” kata Saleh kepada wartawan, Jumat, 17 Januari 2025.
Dia menambahkan , penutupan pasar hewan akan dimulai dari tiga pasar hewan terbesar. Di antaranya pasar hewan di Kecamatan Kabuh, Ngoro, dan Mojoagung.
”Setelah di-lockdown kita akan upaya melakukan kajian terkait peran pemkab untuk menganggarkan BTT yang kini dalam proses,’’ kata dia, seperti ditulis media online mojokertonews.id, 17 Januari 2025.
Untuk saat ini, lanjut dia, penutupan pasar hewan masih menunggu surat keputusan (SK) dari Pj Bupati Jombang. ”Rencana penutupan harus ada SK kabupaten sebagai acuan dasar. Sebab, tanpa itu kita tidak bisa melakukannya,’’ ujarnya. **