Penulis: Nugroho Wahyu Pangarso | Editor: Hadi S Purwanto
JEMBER, SWARAJOMBANG.com – Masih ingat kejadian kasus yang diduga pembunuhan seorang mahasiswa Universitas Negeri Jember (Unej) asal Bondowoso, Jawa Timur sembilan tahun silam?
Kasus tersebut sempat menyulitkan kepolisian dalam mencari bukti dan saksi. Namun berkat kerja keras Sat Reskrim Polres Jember akhirnya diketahui pelaku pembunuhan atas korban bernama Galau Wahyu Utama (18) salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unej asal Desa Nangkaan, Bondowoso.
Seperti diketahui, kasus pembunuhan ini sendiri terjadi Selasa, 26 Februari 2013 silam, dimana korban ditemukan meninggal dunia di salah satu bangunan yang belum jadi di Jalan M. Yamin Tegal Besar, Jember dengan kondisi tubuh terbakar.
Korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar saat mencari bekicot. Atas temuan ini, warga langsung melaporkan kasus ini ke Mapolsek Kaliwates.
Dalam konferensi persnya Kamis (24/2/2022), Kapolres Jember AKBP Herry Purnomo menyampaikan bahwa dua pelaku yang diketahui bernama ARH (33) warga Dusun Krajan, Desa Jelbuk dan MR (30) warga Dusun Kopang, Desa Kamal Arjasa berhasil diamankan dari tempat persembunyiannya pada Senin 21 Februari 2022 di Pulau Bali.
“Pelaku berhasil kami amankan di tempat persembunyiannya di pulau Bali, dimana pelaku berada di Bali sejak 2015 dan selama di Bali pelaku bekerja sebagai terapis pijat,” ujar Kapolres AKBP Herry kepada awak Media, Kamis (24/2/2022).
Menurut Kapolres, terungkapnya kasus pembunuhan sembilan tahun silam ini memang sangat rumit dikarenakan pihak Satreskrim usai kejadian kesulitan mencari saksi-saksi dan beberapa bukti di lokasi kejadian dan baru terungkap ketika pihak kepolisian menemukan bukti baru.
“Memang kami sempat mengalami kesulitan, dikarenakan pada saat kejadian tidak ada saksi-saksi. Sedangkan kendaraan korban yang saat itu dibawa pelaku juga tidak diketahui keberadaanya, sehingga begitu kemarin ada bukti baru dan terdeteksi keberadaan mobil milik korban, kami langsung melakukan penangkapan terhadap pelaku,” terang Herry.
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, Polisi menjerat kedua pelaku dengan pasal pasal 340 KUHP, subsider pasal 339 KUHP dan 365 ayat 4 KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup atau 20 tahun penjara.
“Pelaku kami jerat dengan pasal 340, 339 dan 365, ancamannya penjara seumur hidup,” papar AKBP Herry.