Penulis: CR1 | Editor: Muhammad Tauhid
JOMBANG, SWARAJOMBANG.com – Tepat hari Jumat (21/10/2022) pagi, Pemerintah Kabupaten Jombang menyelenggarakan upacara peringatan hari jadi Ke-112 Pemerintah Kabupaten Jombang sekaligus Hari Jadi Ke 77 Provinsi Jawa Timur, dan Hari Santri Nasional di Aloon-aloon Jombang.
Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab bersama Wakil Bupati Sumrambah hadir memakai busana khas Jombang Deles perpaduan warna ijo-abang (Hijau, Merah) dengan atasan warna putih, yang dilaunching tepat pada momentum tersebut.
Upacara yang disiarkan langsung oleh Dinas Kominfo Kabupaten Jombang melalui streaming YouTube Channel Jombangkab TV, tampak berbaris rapi peserta upacara dari Kodim 0814, Satradar 222 Ploso, Polres Jombang, Satpol PP, Dinas Perhubungan, ASN, Banser, Pemuda Pancasila, Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Jombang, Pramuka, mahasiswa, pelajar santriwan santriwati mengikuti jalannya upacara dengan tertib dan khidmat.
Upacara itu diawali dengan penampilan Tari Remo Boletan dari PGRI Mojoagung, serta persembahan lagu dari Paduan Suara Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Jombang yang didukung oleh 90 siswa gabungan dari 6 sekolah, yaitu: SMAN 1 Jombang, SMAN 2 Jombang, SMAN 3 Jombang, SMKN 1 Jombang, SMK N 2 Jombang, SMK N 3 Jombang tersebut, juga dibacakan sejarah singkat Provinsi Jawa Timur, sejarah singkat Pemerintah Kabupaten Jombang, dan Ikrar Santri.
Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab selaku inspektur upacara dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh komponen masyarakat Kabupaten Jombang yang telah berpartisipasi secara aktif dalam mendukung dan menyukseskan jalannya roda pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Jombang.
Menurut Bupati Mundjidah Wahab, peringatan Hari Jadi Ke-112 ini akan menjadi sangat istimewa ketika seluruh elemen masyarakat dan seluruh stakeholder yang ada mampu melakukan refleksi dan kontemplasi.
“Setiap waktu berganti, penuh dengan perjuangan, padat dengan semangat pengabdian demi mewujudkan cita cita bersama menjadikan kehidupan dan masa depan masyarakat Jombang yang lebih baik,” tuturnya.
Bupati Mundjidah mengatakan, secara filosofis bermakna retrospektif, yaitu dengan peringatan ini kita berupaya untuk menengok masa lalu sebagai sebuah mata rantai sejarah dan fondasi yang sangat bernilai sebagai referensi untuk menapaki masa kini dan masa depan.
Introspektif, artinya dengan peringatan ini kita jadikan sebagai sarana mawas diri atau introspeksi diri. Dengan demikian setiap etape perjalanan kehidupan ini selalu bermakna karena mampu memberikan jawaban atas persoalan kekinian serta responsif dengan tantangan ke depan.
Prospektif, artinya melalui perayaan ini berupaya mendesain atau merancang sebuah formula masa depan berlandaskan realita dan dinamika kekinian tanpa melupakan nilai-nilai dan peristiwa bersejarah di masa lalu.
Mundjidah mengatakan, saat ini fokus kerja pemerintah daerah adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang baik untuk memberikan dampak akseleratif bagi perkembangan daerah. Disamping itu, pemerintah daerah juga mengupayakan dengan optimal pemanfaatan potensi sumber daya alam dan komoditas unggulan daerah dan membangun infrastruktur untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat.
Mundjidah mengatakan, Logo City Branding Kabupaten Jombang adalah Jombang Santri. Santri artinya santun, tertib, religius, dan inovatif.
Idiom kata santri ini bahkan sudah melekat sebelumnya, namun dalam city branding ini justru akan memperkuat bahwa Kabupaten Jombang merupakan sumber kebudayaan dan menjadi pusat para pelajar menuntut ilmu dengan semangat Kebhinnekaan yang adaptif terhadap perubahan jaman khususnya teknologi.
“Marilah kita mewujudkan ikon tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” harap Bupati Mundjidah Wahab.
Terkait Hari Jadi ke 77 Provinsi Jawa Timur tahun 2022 Bupati Jombang juga mengajak masyarakat banyak bersyukur, karena berhasil bangkit dan memenangkan pertarungan besar menghadapi badai covid-19.
Seiring peringatan Hari Santri Tahun 2022 yang mengangkat tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”, Bupati Mundjidah Wahab menyampaikan bahwa maksudnya adalah santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
“Dulu, ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga, berperang melawan penjajah. Pada masa ketika Indonesia sudah merdeka, santri juga tidak absen,” tuturnya.