Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Hadi S Purwanto
JAKARTA, SWARAJOMBANG.com– Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri di Halaman Parkir Gedung Pusat Dakwah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta, Jum’at (21/4/2023).
Muhadjir hadir bersama tiga putranya, Muktam Roya Azidan, Senoshaumi Hably dan Harbantyo Ke Najjar. Mereka berada di antara ribuan jamaah yang khusyuk dan khidmat menjalani prosesi Shalat Id di tengah-tengah hujan gerimis.
Dicegat wartawan seusai Shalat Id, Muhadjir menyampaikan bahwa perbedaan waktu pelaksanaan Shalat Id oleh sebagian warga masyarakat adalah hal yang biasa.
Pemerintah memang menetapkan Shalat Id para hari Sabtu, 22 April 2023. Sedang sebagian warga masyarakat seperti Muhammadiyah, Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo hari Jumat, 21 April 2023. Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Sumatera Barat pada hari Kamis, 20 April 2023.
“Saya Menko PMK melaksanakan Shalat Id pada gelombang pertama. Ini menunjukkan bahwa pemerintah tetap mengakomodir semua dan tidak ada yang didiskriminasi,” tegas Mendikbud pada Kabinet Jokowi Jilid Satu ini.
Namun demikian, katanya, pemerintah memang harus memberikan keputusan untuk menentukan waktu jatuhnya 1 Syawal sesuai dengan perhitungan yang dilakukan.
“Untuk yang melaksanakan pada gelombang kedua besok, tentu saja kita juga memberikan selamat. Saling memberikan semangat, tidak ada masalah,” ucap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) empat periode ini.
Ditanya tentang polemik adanya larangan Pemkot Pekalongan dan Sukabumi yang sempat tidak memberi ijin Muhammadiyah melakukan Shalat Id di fasilitas publik, Muhadjir mengatakan bahwa semua itu merupakan sesuatu yang biasa. Bisa terjadi karena kurangnya informasi, kesalahpahaman, kurangnya pengertian, dan sebagainya.
Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) ini mengajak masyarakat agar menahan diri dan tidak tergesa-gesa memberikan reaksi langsung tentang persoalan yang belum diketahui duduk perkaranya.
“Itu biasa, kalau masih ada kurang informasi, kesalahpahaman, harus kita tangani dengan dingin, kepala dingin, hati yang dingin, tidak usah grusa-grusu. Tidak kemudian langsung bereaksi. Apalagi kita sedang menjalankan ibadah puasa,” jelasnya.
Muhadjir mengajak semua umat Islam untuk tidak terlalu berlebihan menyambut Idul Fitri. “Semua umat Islam tidak perlu merasa paling menang dan paling benar, apalagi terlalu vulgar. Ini berlaku bagi semua umat Islam, tidak hanya Muhammadiyah,” tegasnya.
Harus kita laksanakan dengan penuh rendah hati, menggembirakan, itu saja. Tidak usah menikmati kemenangan seolah-olah paling benar. Tetapi yang penting kita telah melaksanakan ibadah dengan baik, dengan khusyuk.
Marilah kita menyambut Idul Fitri dengan bergembira bersama keluarga dan sanak saudara,” katanya.
“Saya mengucapkan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H. Mohon maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan. Taqabbalallahu minna wa minkum, mudah-mudahan Allah menerima ibadah Ramadhan kita dan mengabulkan semua permintaan kita,” tutup Muhadjir.