Penulis: Hadi S Purwanto | Editor: Hadi S Purwanto
JOMBANG, SWARAJOMBANG.com – Keluhan warga Jombang, Jawa Timur atas rusaknya insfrastruktur, terutama jalan kayaknya tidak terlalu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten.
Berbagai keluhan itu disampaikan warga melalui media sosial, ada yang berupa foto atau bahkan video.
Kontan foto dan video itu viral di media sosial lantaran kerusakan jalan hampir merata di wilayah Kabupaten Jombang.
Banyak warga yang menyikapi rusaknya jalan ini dengan menanam pohon pisang di tengah jalan dan bahkan membuat kolam lele di ruas jalan yang rusak.
Bahkan, warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang (Kota) dimana Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab tinggal, masyarakat menanami jalan rusak itu dengan pohon pisang.
Pantauan SWARAJOMBANG.com menunjukkan,sejumlah ruas jalan di kabupaten Jombang sudah tergolong parah dan membahayakan.
Sampai saat ini memang (mungkin) belum ada kejadian warga atau pengguna jalan terjatuh sampai mengakibatkan korban jiwa, tetapi rusaknya ruas jalan di sejumlah titik sangat merugikan warga.
Sejumlah titik ruas jalan yang rusak yakni wilayah Tanggungan, Kecamatan Gudo arah Kediri, Cukir-Bongso, Kecamatan Diwek, Tapen, Mojowarno, Sumobito, Megaluh dan sejumlah wilayah lainnya.
“Mungkin bagi pemerintah membangun taman bermain dan membuat trotoar di kota lebih penting daripada memperbaiki jalan yang rusak,” ujar Agus, salah seorang warga Sumobito.
Di musim hujan ini jalanan sangat berbahaya, lantaran lubang banyak tertutup genangan air sehingga pengguna jalan banyak yang terjebak di lubang.
Lubang jalan itu tidak saja seluas nampan, tetapi banyak yang sebesar meja prasmanan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bayu Pancoroadi ST, MSi kepada SWARAJOMBANG.com mengakui banyaknya ruas jalan di Jombang yang rusak parah.
Bayu juga mengakui banyaknya ruas jalan yang rusak dan viralnya foto serta video di media social. Bahkan ia menyatakan pernah juga terjebak jalanan berlubang.
“Data yang kami miliki, ada sekitar 385 kilometer jalan yang rusak,” kata Bayu kepada SWARAJOMBANG.com, Kamis (10/2/2022).
Dikatakan, untuk tahun anggaran 2022 ini, PUPR dianggarkan Rp26 miliar untuk bina marga. Sementara estimasi setiap kilometer butuh dana sekitar Rp1 miliar.
Dana sebesar itu, kata Bayu, tidak bisa mengcover seluruh jalan yang rusak di Kabupaten Jombang.
“Tahun lalu (2021) anggaran kami Rp50 miliar, tapi tahun ini cuma Rp26 miliar,” ujarnya.
Sejumlah ruas jalan yang akan diperbaiki baik rekonstruksi, rehabilitasi maupun pemeliharaan tahun ini, kata Bayu, yakni Bareng-Wonosalam Pasar (700 meter) (700 meter), Blimbing-Gudo (300 meter), Denanyar-Megaluh (175 meter).
Sementara untuk rekonstruksi meliputi Curahmalang-Karangkeboan, Kecamatan Sumobito (700 meter), Peningkatan jalan Ploso-Pasar Ploso (600 meter), Peterongan-Sumobito (780 meter), Rejoagung-Purisemanding, Kecamatan Ploso (400 meter), Sambirejo-Jenes Gelaran (1.500 meter), Bandung-Grogol (100 meter), Sumbersari-Plosogeneng (100 meter).
Menurut Bayu, cepatnya jalan rusak itu lantaran tonase kendaraan melebihi ketentuan.
“Jalan kabupaten itu kan kelas tiga dengan tonase maksimal 8 ton. Tapi banyak kendaraan besar dengan tonase melebihi yang lewat,” tutur Bayu.
Ditegaskan Bayu, dengan anggaran Rp26 miliar untuk sektor bina marga tidak akan mampu menyelesaikan semua ruas jalan yang rusak.
“Apalagi sekarang cuma separuh dari anggaran tahun lalu,” pungkasnya.
Great site you have here.. It’s hard to find a good site like yours these days.