Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Anwar Hudijono
MEDAN, SWARAJOMBANG.com – Gerakan menanam 10 juta pohon Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mulai masuk kampus perguruan tinggi. Yang mendapat kesempatan pertama adalah Universitas Medan Sumatera (USU).
Penanaman dilakukan pada Rabu (6/7/2022) dengan jenis tanaman buah seperti mangga, alpukat. “Ke depan saya berharap kegiatan hari ini dapat ditindaklanjuti oleh seluruh perguruan tinggi di Sumatera Utara untuk melakukan aksi penanaman pohon di lokasi masing-masing demi mengurangi resiko bencana, pengendalian pangan, dan ekonomi masyarakat,” tutur Muhadjir seusai menanam pohon di kawasan kampus USU.
Hadir dalam acara itu antara lain Rektor USU Dr Muryanto Amin, Rektor Unimed Dr Syamsul Gultom, Rektor UIN Sumatera Utara Prof Dr Syahrin Harahap, Rektor UMSU Prof Dr Agussani, Rektor UISU Dr Yanuar Jamaluddin, Rektor Universitas Panca Budi Dr H.M Isa Indrawan, Rektor Universitas Prima Prof Dr Chrismis Novalinda Ginting, Rektor Universitas Nomensen Dr Haposan Siallagan, Direktur Politeknik Negeri Medan Abdul Rahman Dalimunthe, Rektor UNU Sumatera Utara Dr Ibnu Affan, dan Rektor UNIKA Medan Prof Dr Sihol Situngkir.
Gerakan penanaman 10 juta pohon pertama kali di-launching Muhadjir, 24 Mei 2022 di Bali. Gerakan terus merambah daerah lain antara lain Riau, Sulawesi Selatan, Madura, Cirebon, Jakarta, Banten. Ditargetkan sampai tahun 2023 bisa ditanam 10 juta pohon di seluruh Indonesia. Gerakan ini merupakan agenda Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Sekaligus bentuk komitmen Indonesia mendukung The Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.
Muhadjir berharap aksi nyata penanaman pohon yang dilakukan pada hari ini menjadi komitmen bersama. Dapat ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi lainnya. Ini merupakan upaya bersama untuk memberikan kesadaran kepada sivitas kampus akan pentingnya menjaga lingkungan dan kebersihan. Untuk kelangsungan hidup yang sehat.
“Menanam pohon itu membutuhkan effort (ikhtiar) yang lebih daripada menebang. Tanam pohon dan merawatnya bisa butuh 40 tahun, namun menebang hanya butuh 10 menit saja,” katanya.
Muhadjir menjelaskan, saat ini ada tiga ancaman global yang tengah dihadapi. Pertama adalah efek rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim. Kedua adalah Covid-19. Ketiga adalah perang antara Rusia dan Ukraina. Penanaman pohon yang dilakukan di USU ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi efek rumah kaca agar iklim global kembali normal.
“Kami berharap gerakan revolusi mental dalam hal menanam pohon dan merawat lingkungan ini bisa tumbuh dari lingkungan kampus. Karena kami percaya bahwa insan kampus selalu lebih jernih dalam memandang masa depan dalam hal menjaga lingkungan,” katanya.