Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
JAKARTA, SWARAJOMBANG.COM- Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, mengkritik keras buruknya sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Ia menyoroti banyaknya kasus pasien peserta BPJS Kesehatan yang dipulangkan meski dalam kondisi darurat, dengan dalih bisa kembali dirawat nanti. Namun, alih-alih sembuh, tak sedikit pasien akhirnya meninggal dunia.
Pernyataan ini disampaikan Felly dalam rapat kerja Komisi IX bersama Menteri Kesehatan, DJSN, Direktur Utama BPJS Kesehatan, PERSI, dan ARSSI di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Felly mengungkapkan bahwa di berbagai daerah, pasien dalam kondisi kritis sering kali tidak langsung mendapatkan perawatan, melainkan diminta menunggu atau bahkan dipulangkan.
“Sudah dipulangkan pasien yang seharusnya menerima pelayanan. Ini banyak, Bu, di tempat saya. Saya bisa kasih satu per satu nama mereka,” tegas Felly dengan nada emosional.
Ia menegaskan bahwa persoalan ini nyata, bukan isu yang dibuat-buat. “Kalau dibilang nggak ada, ada, Bu. Ini baru di tempat saya. Saya belum bicara di tempat lain,” tambahnya.
Felly bahkan membagikan pengalaman pribadi, saat seorang sahabatnya yang masih membutuhkan alat bantu pernapasan dipaksa pulang dari rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia.
“Masih sahabat saya, masih dipakaikan selang, tapi dipaksa pulang, meninggal, Bu,” ucapnya lantang.
Dengan suara bergetar, Felly mengatakan dirinya memiliki data dan bukti konkret atas kejadian tersebut.
“Kalau Ibu mau data, saya kasih sekalian foto dari rumah sakit mana saja. Jadi kalau dibilang nggak ada, itu banyak banget. Semua masuk ke saya,” ujarnya.
Bahkan, ia siap membuka identitas para korban. “Saya nanti kasih siapa mereka, keluarga siapa, dan berapa yang meninggal. Kenapa? Karena mereka disuruh antre lagi, pulang dulu, lalu seminggu kemudian balik antre lagi,” ungkapnya.
Menutup pernyataannya, Felly meminta agar seluruh pelaksana layanan kesehatan di lapangan benar-benar menyesuaikan dengan kebutuhan rakyat.
“Kita nggak boleh tutup-tutupi lagi. Ini kenyataan. Tolong, hal-hal seperti ini harus diperbaiki. Program JKN dibuat untuk rakyat, tapi pelaksanaan di lapangan tidak sesuai,” pungkasnya.***