Penulis: Anwar Hudijono | Editor: Ipong D Cahyono
Gemuruh infrastruktur memoles IKN menjadi Smart Suistanable Forest City. Nanti, pelaku transformasi sejati adalah SDM yang mumpuni. Infrastruktur boleh berjalan pesat, tapi ingat SDM dan ekosistem sosial budaya tak boleh terlewat
JAKARTA, SWARAJOMBANG.com – Pemerintah telah menetapkan Ibukota Negara akan dipindahkan dari Jakarta Ke Nusantara di Kalimantan Timur. Peraturan perundang-undangan sudah disiapkan. Kini saatnya segenap pihak bersatu, berkolaborasi untuk menyukseskan cita-cita negeri. Visi yang sejak dulu telah dicetuskan para pemimpin negeri, kini dieksekusi untuk mewujudkan mimpi.
Mengusung tagline Smart Suistanable Forest City, Ibu Kota Nusantara (IKN) memoles diri mewujudkan kota cerdas berkelanjutan yang menjamin kebahagiaan masyarakatnya tinggi dengan didukung kemajuan teknologi. Gemuruh pembangunan infrastruktur menyita setiap sisi IKN. Kasat mata, kita menyaksikan upaya percepatan pembangunan infrastruktur demi menghadirkan IKN yang diharapkan menjadi simbol baru pemersatu dan lompatan kemajuan bangsa yang meneguhkan orientasi pembangunan Indonesia sentris.
Pertanyaannya, bagaimanakah kesiapan pelaku atau subjek pembangunan di IKN? Sudah handalkah sumber daya manusianya, khususnya SDM lokal? Akankah IKN dipenuhi oleh pendatang dan meminggirkan masyarakat lokal? Kota baru tentu mendorong migrasi yang diiringi percampuran sosial dan budaya. Bagaimanakah IKN mengelola persoalan sosial budaya tersebut sehingga keinginan mewujudkan persatuan tak malah memunculkan kondisi sebaliknya yakni perpecahan akibat pertentangan sosial budaya dan tergerusnya nilai lokal karena kehadiran pendatang?
Dalam sebuah kesempatan berdialog dengan pemuka masyarakat di Titik Nol Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, September 2022 lalu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan IKN harus tetap mempertahankan ciri khas dari masyarakat Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Adat istiadat, tradisi, kehidupan keberagamaannya harus tetap terpelihara dengan baik. Misalnya, saat terjadi perkembangan kebutuhan angkatan kerja, seharusnya penduduk asli yang menikmati dampaknya,” tegas Menko PMK.
Tentu tak semudah membalik telapak tangan, simsalabim dan jadi. Butuh perencanaan dan tahapan yang presisi. Pembangunan infrastruktur telah dimulai, namun tak kalah penting penyiapan masyarakat agar terwujud sosial budaya yang harmoni. Menko PMK Muhadjir Effendy menekankan bahwa pembangunan fisik penting namun perlu dibarengi dengan pembangunan dan peningkatan kualitas SDM khususnya penduduk lokal.
“Pada saatnya, jika fisik selesai terbangun, maka masyarakat lokal harus sudah siap. Maka yang juga penting adalah pembangunan manusia dan aspek sosial budayanya. Itulah kunci keberhasilan pembangunan IKN,” jelas Menko Muhadjir.
Jelas, IKN yang akan diisi dengan infrastruktur berkelas dan teknologi tingkat tinggi, akhirnya kemanfaatannya akan bergantung pada penghuni, yakni SDM dan tatanan sosial budayanya. Melihat betapa strategisnya hal ini, maka Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama dengan beberapa Kementerian/Lembaga (Kemendikbudristek, Kemenpora, Kemenparekraf, Kementerian PUPR, BNPB, Kementerian ATR/BPN, KemenHub, KemenLHK, Badan Otorita IKN, Provinsi Kaltim, Pemkab Berau, Pemkab Kutai Sarat, Pemkab Kutai Kartanegara, Pemkab Kutai Timur, Pemkab Mahakam Ulu, Pemkab Paser, Pemkab Penajam Paser Utara, Pemkot Balikpapan, Pemkot Bontang, dan Pemkot Samarinda) menginisiasi Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) yang merupakan rangkaian festival kebudayaan sebagai wujud pengembangan identitas budaya di wilayah IKN dan kawasan penyangga. Melalui FHBN diharapkan terbangun ekosistem kebudayaan yang menghargai dan menghormati keragaman budaya sekaligus menjaga kearifan dan identitas budaya lokal di tengah akulturasi budaya dan pesatnya inovasi dan teknologi. FHBN sudah dimulai sejak Juli dan akan ditutup Presiden Joko Widodo pada acara puncak yang akan dilaksanakan pada esok, Jum’at 3 Nopember 2023 bertempat di Alun-Alun Taruna, desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.
Menegaskan pentingnya pembangunan SDM dan sosial budaya, Didik Suhardi, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga menyebut seluruh rangkaian kegiatan FHBN diisi dengan beragam acara seperti : ritual budaya, pertunjukan kesenian, seminar-seminar, jelajah budaya, pameran hingga literasi tersebut merupakan upaya untuk memperkuat karakter dan merajut tradisi melalui keragaman budaya masyarakat adat, pesisir dan kraton dalam bingkai harmoni budaya nusantara sehingga mendukung terwujudnya peradaban di Ibu Kota Nusantara.
Pondasi SDM
Seiring dengan pesatnya pembangunan infrastruktur dan penguatan ragam sosial budaya, pemerintah terus memastikan pembangunan SDM di IKN tak ketinggalan. Kemenko PMK yang bertugas menjadi dirijen pembangunan manusia dan kebudayaan mencatat berbagai program pembangunan manusia dan kebudayaan dari Kementerian/Lembaga lingkup koordinasi Kemenko PMK terus digelontorkan mengiringi massifnya infrastuktur di IKN. Sebut saja : Dana desa untuk 843 desa di Kalimantan Timur; Program Bimbingan perkawinan dan keluarga; Penurunan angka stunting; Pengarusutamaan gender; Perlindungan anak dan pencegahan perkawinan anak; Pemenuhan hak perempuan; Konseling dan pembinaan remaja dan pemuda; Program Sembako bagi 97 ribu KPM; Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil; Program Bantuan Kearifan Lokal; dan lebih dari 65 ribu Program Keluarga Harapan (PKH). Jika ditotal, triliunan rupiah dicairkan guna peningkatan kualitas SDM di IKN, sebuah bukti SDM tak ditinggalkan dan IKN tak melulu tentang pembangunan infrastruktur.
Dalam hal pelibatan penduduk lokal pada pembangunan, tercatat 2000 orang dari total sekitar 9.976 tenaga kerja yang mengerjakan proyek infrastruktur di IKN adalah warga lokal. Beragam program pelatihan kepada penduduk lokal juga dijalankan, seperti : pembuatan kue, menjahit, barista, sablon, hingga operator alat berat semacam eskavator dan dump truck. Tak hanya pada sektor-sektor padat karya, peningkatan kapasitas masyarakat terhadap transformasi digital juga ditingkatkan seperti : pengelolaan keuangan secara digital dan pengembangan produk yang memanfaatkan platform digital. Pada sektor ekonomi dan bisnis, pemerintah mendorong penambahan wirausaha mapan, usaha yang inovatif dan berkelanjutan dengan melaksanakan kebijakan New PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu sebagai bentuk pendampingan usaha yang inklusif dan pemberdayaan secara komprehensif dan terpadu.
Transformasi dan peradaban baru akan mengisi Ibukota negeri. Kita harapkan, yang lama akan terus mewarnai, dan yang baru tetap berkomitmen menjaga tradisi. Transformasi dan kemajuan menjadi kata kunci, namun nilai-nilai kearifan lokal harus tetap kukuh menjadi saripati. Jangan biarkan yang lokal menjadi tersisih dan merasa tak berarti. Karenanya pembangunan infrastruktur IKN tak boleh hanya satu sisi, melainkan mesti diimbangi dengan ketersediaan SDM unggul yang mumpuni dan senantiasa menjaga tradisi.(*/DANANG/PS/ANO)