Penulis: Arief Hendro Soesatyo | Editor: Priyo Suwarno
JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM- Pemerintah Kabupaten Jombang turut hadir dan berpartisipasi dalam ajang Wastra Batik Bojonegoro Festival (BWBF) 2025 yang digelar di Alun-Alun Bojonegoro, Rabu, 18 Juni 2026.
Festival yang menjadi pameran batik terbesar di wilayah tersebut menampilkan 105 stan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Jombang, Hj. Yuliati Nugrahani, hadir bersama Bupati Jombang H. Warsubi, Wakil Bupati H. Salmanudin Yazid beserta istri Ning Ema Erfina, serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jombang, Suwignyo.
Hj. Yuliati menegaskan pentingnya wastra sebagai identitas bangsa. “Wastra bukan sekadar kain melainkan sebuah identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa. Kami berharap, ke depan Jombang juga bisa membuka lebih banyak peluang kolaborasi antar daerah, sekaligus memperkuat daya saing UMKM dan perajin batik Jombang di kancah regional bahkan nasional,” ujarnya.
BWBF 2025, kata dia, tidak hanya menjadi ajang pamer karya, tetapi juga wadah edukasi, promosi, dan pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. Delapan stan di antaranya berasal dari kabupaten/kota di Jawa Tengah, memperkaya ragam wastra yang ditampilkan.
Selain menghadiri pembukaan acara, Yuliati bersama dengan ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin juga turut mengunjungi beberapa stan batik di dalam lingkup pameran.
Bupati Jombang, H. Warsubi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pengembangan sektor batik telah masuk dalam program prioritas.
“Beberapa waktu lalu, di Jombang kami juga telah menggelar pelatihan membatik yang melibatkan generasi muda dan pelaku UMKM pemula. Ini bagian dari program 100 hari kerja, sebagai langkah awal menyiapkan regenerasi perajin batik Jombang sekaligus sebagai upaya mewujudkan 1 dusun, 1 wirausaha,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Jombang memiliki wastra khas bernama Deles, yang mengandung filosofi kesederhanaan, ketekunan, dan nilai kejawaan.
“Ke depan, Wastra Jombang Deles harus naik kelas. Tidak hanya dipakai dalam seremoni pemerintahan, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat,” imbuh Warsubi.
Senada dengan itu, Kepala Disperindag Jombang, Suwignyo, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendampingi pelaku usaha batik lokal.
“Melalui event sebesar BWBF, kita bisa melihat potensi besar dari daerah-daerah lain. Dan wastra Jombang sendiri sebenarnya tidak kalah. Kedepan, kami akan terus mengembangkan ekosistem industri kreatif, mulai dari pembinaan motif lokal, pelatihan pewarnaan alam, hingga pemasaran digital,” ujarnya.
Kehadiran jajaran Pemkab Jombang dalam festival ini dinilai sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian budaya dan penguatan UMKM lokal melalui kolaborasi antar daerah. **