Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
JOMBANG, SWARAJOMBANG.COM- Menyikapi kemunculan varian baru Covid-19 bernama NB.1.8.1 atau yang dikenal sebagai , Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang mengambil langkah preventif dengan mengintensifkan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Langkah ini merespons Surat Edaran Kemenkes RI Nomor SR.03.01/C/1422/2025 yang mengimbau daerah untuk meningkatkan kewaspadaan.
Alih-alih membentuk posko atau menyediakan tes massal, Dinkes Jombang memilih pendekatan berbasis budaya dan edukasi masyarakat sebagai strategi utama pencegahan.
“Warga harus segera menerapkan PHBS. Ini solusi awal yang sangat penting agar tidak mudah tertular varian baru,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Hexawan Tjahja Widada, Kamis (12/6/2025).
Hexawan menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk pelibatan pemerintah desa dan kecamatan, guna memperluas jangkauan edukasi dan memastikan imbauan dijalankan.
Kampanye PHBS akan menitikberatkan pada kebiasaan dasar seperti mencuci tangan pakai sabun, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, serta penggunaan masker saat sakit. Informasi juga akan disebarkan melalui puskesmas dan posyandu.
Hingga kini, belum ada laporan kasus Corona Nimbus di Jombang. Namun, Dinkes terus memantau situasi secara berkala agar tetap waspada.
Meski begitu, Hexawan mengakui belum ada strategi tambahan selain kampanye PHBS. “Kami masih fokus pada kampanye PHBS. Strategi lainnya akan kami kaji sesuai situasi yang berkembang,” ujarnya.
Kebijakan Dinkes Jombang menunjukkan pendekatan yang berpusat pada komunitas, dengan mendorong masyarakat menjadi pelaku aktif dalam pencegahan.
Pemerintah menitikberatkan pada edukasi dan penguatan budaya hidup sehat. “Ini menjadi pembelajaran penting bahwa dalam menghadapi ancaman pandemi lanjutan, kesiapsiagaan sosial dan perubahan perilaku kolektif bisa menjadi langkah pertama sebelum intervensi medis dilakukan,” pungkasnya.
Meskipun belum masuk fase darurat, kewaspadaan sejak dini dinilai krusial untuk mencegah potensi krisis. Pendekatan edukatif seperti di Jombang bisa menjadi model penanganan yang berkelanjutan.***