swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI
No Result
View All Result
swarajombang.com
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Juliana Marins dari Brasil, Meninggal Terpeleset di Jurang 600 M Gunung Rinjani

25-06-2025 11:05:46
in Lifestyle, Uncategorized
Juliana Marins dari Brasil, Meninggal Terpeleset di Jurang 600 M Gunung Rinjani

Pedaki gunung asal Brasil, Juliana Marins, 27, terpeleset saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Jumat 21 Juni 2025. Ia berhasil dievakuasi oleh Basanrnas, pada hari ketiga 23 Juni 2025, dalam kondisi mkeninggal dunia, pada kedalaman jurang 600 meter. Foto: dok/ keluarga

Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Eko Wienarto   |    Editor: Priyo Suwarno

LOMBOK, SWARAJOMBANG.COM- Pendaki asal Brasil, Juliana Marins,27, terbaring selama berhari-hari di tebing Gunung Rinjani setelah jatuh pada Sabtu, 21 Juni 2025. Netizen global, terutama dari Brasil, ramai menyerukan evakuasi cepat lewat media sosial, bahkan mengirim sinyal SOS.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyebut tim SAR sebenarnya sudah bergerak sejak hari kejadian. Namun, Basarnas mengungkap bahwa kondisi cuaca ekstrem dan terbatasnya oksigen jadi penghambat—Juliana berada di ketinggian 9.000 kaki, di area tebing curam dan terjal.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Mohammad Syafii, mengungkapkan bahwa tim SAR Basarnas bersama tim gabungan telah berupaya maksimal melakukan pencarian dan evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh di Gunung Rinjani.

Syafii menyatakan bahwa setelah tim berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter dan melakukan pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan sehingga korban dipastikan meninggal dunia.

Basarnas TELAH mengerahkan enam anggota tim khusus dari Basarnas Special Group serta satu helikopter untuk mempercepat evakuasi. Upaya evakuasi manual juga tetap dilakukan secara intensif. Pada Selasa, 24 Juni, perwakilan Kedubes Brasil bahkan turun langsung ke Posko Sembalun untuk memantau perkembangan penyelamatan.

Jiwanya Juliana Marins tidak terselamatkan. Setelah terjatuh ke jurang sedalam sekitar 600 meter di Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025, Juliana sempat terlihat masih hidup berdasarkan rekaman video drone yang viral, namun tim SAR mengalami kesulitan mengevakuasi karena medan ekstrem dan cuaca buruk.

Pada Selasa, 24 Juni 2025, tim SAR berhasil mencapai lokasi korban dan memastikan Juliana sudah meninggal dunia setelah pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan. Jenazahnya kemudian dievakuasi ke tempat aman oleh tim SAR gabungan.

Setelah Juliana terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di jalur pendakian menuju puncak Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025, tim SAR gabungan dari Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, TNI, Polri, relawan, dan porter segera dikerahkan ke lokasi dengan peralatan vertical rescue.

Lokasi korban berhasil ditemukan pada Senin pagi, 23 Juni 2025, sekitar 500 meter lebih rendah dari titik jatuh awal, menggunakan drone thermal, namun korban tidak menunjukkan tanda-tanda gerakan.

Evakuasi dilakukan dengan teknik vertical rescue, yaitu turun tebing menggunakan tali dan peralatan climbing, karena medan yang sangat curam dan tebing vertikal menjadi hambatan utama. Tim SAR juga membangun flying camp di ketinggian tertentu untuk menjaga titik evakuasi selama proses penyelamatan.

Cuaca yang tidak menentu, kabut tebal, dan badai menjadi kendala besar sehingga evakuasi melalui udara dengan helikopter belum bisa maksimal dilakukan. Namun, helikopter tetap disiagakan sebagai opsi evakuasi cepat jika cuaca memungkinkan.

Jika evakuasi langsung ke lokasi korban masih sulit, alternatif evakuasi melalui jalur Danau Segara Anak dipertimbangkan untuk membawa korban ke tempat aman.

Setelah korban berhasil dijangkau dan dievakuasi dari kedalaman jurang, jenazah dibawa ke posko SAR di jalur pendakian Sembalun dan selanjutnya diangkut ke fasilitas kesehatan menggunakan helikopter.

Secara keseluruhan, proses evakuasi ini memadukan teknik pendakian vertikal, penggunaan drone untuk pemantauan, dan kesiapan evakuasi udara, sambil terus menyesuaikan dengan kondisi cuaca dan medan yang ekstrem di Gunung Rinjani.

Berikut kronologi evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh di Gunung Rinjani, Bali:

Juliana Marins (27 tahun) memulai pendakian ke puncak Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun pada Jumat, 20 Juni 2025, bersama beberapa pendaki lain dan pemandu lokal.

Kronologi
Pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025 sekitar pukul 04.00 WITA, Juliana terjatuh ke jurang sedalam 600 m meter di area Cemara Tunggal, jalur menuju puncak Rinjani, tepatnya ke arah Danau Segara Anak.

Setelah Juliana tidak dapat menyusul kelompoknya, pemandu kembali ke titik istirahat terakhir dan melihat cahaya di jurang yang diduga berasal dari Juliana, lalu menghubungi pihak berwenang.

Tim SAR gabungan dari Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Polri, TNI, relawan, dan porter segera dikerahkan untuk pencarian dan evakuasi.

Pada Senin, 23 Juni 2025, tim SAR berhasil menemukan lokasi Juliana di kedalaman sekitar 600 meter, sekitar 500 meter lebih rendah dari titik awal jatuhnya, namun kondisi korban belum dapat dipastikan karena medan yang sangat curam dan cuaca buruk.

Pada Selasa, 24 Juni 2025 pukul 18.00 WITA, rescuer dari Basarnas berhasil menjangkau korban dan memastikan Juliana sudah meninggal dunia setelah pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.

Proses evakuasi korban sempat tertunda karena kondisi cuaca yang buruk dan visibilitas terbatas, sehingga evakuasi dilakukan pada Rabu, 25 Juni 2025 dengan metode lifting menggunakan helikopter dari lokasi terakhir korban ditemukan.

Setelah diangkat, jenazah Juliana akan dievakuasi melalui jalur pendakian menuju Posko Sembalun dan selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB menggunakan helikopter.

Selama proses evakuasi, jalur pendakian dari Pelawangan 4 Sembalun ke puncak Gunung Rinjani ditutup sementara sampai evakuasi selesai.

Kesulitan evakuasi disebabkan oleh medan yang sangat curam, kedalaman jurang yang dalam, dan cuaca yang tidak menentu di puncak Gunung Rinjani.

Setelah Juliana terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di jalur pendakian menuju puncak Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025, tim SAR gabungan dari Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, TNI, Polri, relawan, dan porter segera dikerahkan ke lokasi dengan peralatan vertical rescue.

Lokasi korban berhasil ditemukan pada Senin pagi, 23 Juni 2025, sekitar 500 meter lebih rendah dari titik jatuh awal, menggunakan drone thermal, namun korban tidak menunjukkan tanda-tanda gerakan.

Evakuasi dilakukan dengan teknik vertical rescue, yaitu turun tebing menggunakan tali dan peralatan climbing, karena medan yang sangat curam dan tebing vertikal menjadi hambatan utama. Tim SAR juga membangun flying camp di ketinggian tertentu untuk menjaga titik evakuasi selama proses penyelamatan.

Cuaca yang tidak menentu, kabut tebal, dan badai menjadi kendala besar sehingga evakuasi melalui udara dengan helikopter belum bisa maksimal dilakukan. Namun, helikopter tetap disiagakan sebagai opsi evakuasi cepat jika cuaca memungkinkan.

Jika evakuasi langsung ke lokasi korban masih sulit, alternatif evakuasi melalui jalur Danau Segara Anak dipertimbangkan untuk membawa korban ke tempat aman.

Setelah korban berhasil dijangkau dan dievakuasi dari kedalaman jurang, jenazah dibawa ke posko SAR di jalur pendakian Sembalun dan selanjutnya diangkut ke fasilitas kesehatan menggunakan helikopter. **

Tags: 600 meterBasarnasJulianaMarinsMENINGGALpedakiRinjani
Previous Post

Penyebab Nyeri Sendi di Lutut dan Cara Penanganannya

Next Post

Jokowi Kena Alegi Kulit, Muhadjir Effendi Menduga Akibat Gunakan Sabun yang Disediakan di Vatikan

Next Post
Jokowi Kena Alegi Kulit, Muhadjir Effendi Menduga Akibat Gunakan Sabun yang Disediakan di Vatikan

Jokowi Kena Alegi Kulit, Muhadjir Effendi Menduga Akibat Gunakan Sabun yang Disediakan di Vatikan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

  • Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    Lulusan PT Harus Jadi Agen Perubahan dan Memiliki Intelektualitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polemik Hukum Ijazah Jokowi, Prof Sofian Efendi: Tak Ada Bukti Kuat Ijazah Itu Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Polisi Aniaya Sopir Truk di Jombang Berdamai di Mapolres, Propam Tetap Lanjutkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Jombang Serahkan Bantuan Rp. 700 Juta untuk Korban Erupsi Semeru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hacker Diduga Jebol Server Telkomsel, Muncul Penjualan Data Penting di Dark Web

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Logo Simple swarajombang

Redaksi
Pedoman Pemberitaan Media Siber
Kode Etik Jurnalistik

Kontak Kami

PT. Kredo Media Grup
Jl. Gubernur Suryo VII/ L-9, Jombang - 61418
Jawa Timur, Indonesia

Telp. 62-321-3086261
Fax. 62-321-3086261

[email protected]
[email protected]

No Result
View All Result
  • Home
  • Tren
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kuliner
  • Kesehatan
  • Traveling
  • Figur
  • Kolom
  • Lainnya
    • LIFESTYLE
    • JULA-JULI NJOMBANGAN
    • MIMBAR RAKYAT
    • SENI & BUDAYA
    • HOBIES
    • GALERI

© 2021 SwaraJombang.com - Design by SwaraJombang StudioSJ.